Kamis, 23 Mei 2013

Menangisi nasib diri

Teringat satu scene di Film Umar RA, ada satu pembicaraan menarik antara Suhail bin Amr RA dengan anaknya Abdullah RA. Saat itu Abdullah RA menangis mengabarkan tentang kematian saudaranya Abu Jandal RA yang syahid di medan perang, kemudian Suhail RA berkata pada Abdullah RA bahwa sesungguhnya kita yang seharusnya menangisi nasib diri, sungguh Abu Jandal RA telah beruntung mati syahid dan disana ada kehidupan yang lebih baik, sedang nasib kita sekarang akan mati seperti apa sungguh kita tidak tahu.

Satu pelajaran yang penting dari kisah diatas adalah bagaimana para sahabat begitu memikirkan bagaimana nasib mereka kelak di penghujung kehidupan. Walaupun kehidupan mereka telah diisi dengan amal ibadah dan perjuangan untuk Islam tetapi meskipun demikian mereka masih khawatir dengan akhir hidup mereka apakah akan meninggal dalam keadaan khusnul khatimah atau sebaliknya. Kebiasaan ini juga bisa kita lihat dari kehidupan generasi terbaik sesudahnya yaitu para ulama salaf. Perjuangan dan pengabdian mereka yang luar biasa untuk agama ini tak membuat mereka besar diri dan merasa cukup dengan amalan, hal ini bisa kita lihat dari bagaimana kehati-hatian mereka dalam bertutur dan bertindak, semua itu karena rasa takut akan Allah yang begitu kuat di jiwa.

Lalu bagaimana dengan saya? bagaikan langit dan bumi bila membandingkan amalan diri dengan mereka para orang-orang mulia. Tapi yang mengherankan saya malah merasa aman, merasa cukup dengan amalan yang sungguh tak seberapa, lupa menangis bahkan tak takut memikirkan bagaimana kematian nanti menjemput, apakah diri ini masih teguh memegang agama, ataukah mati dalam kelalaian. Naudzubillah. Yang terjadi seringkali adalah  tertipu dengan ujub dan kekaguman diri, merasa sudah berbuat baik padahal sungguh jikapun sekiranya saat ini atau detik ini kita dalam kebaikan itu semata karena rahmat dan kasih sayang Allah yang luar biasa. Bukan karena kehebatan dan kealiman diri. Betapa sering lupa bersukur akan begitu besarnya rahmat ketaatan ini, tak merasa takut karena kesombongan merasa baik lalu Allah cabut nikmat ini? Ya Robb sungguh jangan biarkan barang sedetikpun kami mengurusi diri kami sendiri, sungguh tak sanggup kami hidup tanpa bimbingan dan kekuatan dari Mu, dan jadikanlah akhir kehidupan kami sebagai akhir kehidupan yang baik, akhir kehidupan yang Engkau ridhoi,aamiin.

Minggu, 19 Mei 2013

Adakah kebebasan itu?

Bebas secara bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah lepas sama sekali atau tidak terhalang,terganggu dan sebagainya sehingga bisa bergerak, berbicara, berbuat dan sebagainya secara leluasa. Bebas sebagai lawan kata dari terbatas atau terikat sering digambarkan sebagai sesuatu yang menarik, indah, fundamental dan patut diperjuangkan sebagaimana yang kita lihat dari klaim-klaim pihak yang mengagungkan kebebasan ini. Ide tentang kebebasan ini telah bermetaforsa menjadi suatu paham atau isme yang kita kenal sebagai liberalisme. Secara sederhana liberalisme bisa diartikan sebagai sebuah pandangan filsafat, ideologi dan juga tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman kebebasan dan persamaan. Liberalisme menjunjung tinggi kebebasan berpikir individu dan menolak pembatas terutama dari negara dan agama. 

Seperti kita tahu manusia dalam kehidupan sebagai mahluk sosial tak bisa lepas dari pergaulan dengan manusia lain, dalam sistem sosial inilah kebebasan individu-individu dalam masyarakat saling berkaitan. Kebebasan seseorang terbatasi oleh kebebasan orang lain, dan juga oleh nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat. Mau tidak mau, disadari atau tidak ada pembatasan terhadap hak individu baik itu oleh sistem moralitas atau hukum yang mengatur suatu masyarakat. Dalam ranah pemikiran individu, seseorang bisa berpikir akan menjadi siapa saja atau akan berbuat apa saja, tapi dalam tataran sistem sosial tentu hal ini akan berbenturan dengan kebebasan orang lain. Sesorang bisa saja ingin bebas melakukan apa saja, misalnya untuk telanjang di jalanan atau merusak fasilitas umum, tetapi tentu saja ini menganggu kebebasan dan hak orang lain bahkan melanggar hukum sehingga tentu perlu ditindak. Bayangkan jika kebebasan ini tidak diatur dan setiap individu berhak melakukan apa saja, yang terjadi adalah chaos dan kekacauan yang luar biasa. Karena itulah kebebasan itu harus diatur dengan adanya tanggung jawab, baik tanggung jawab secara sosial kepada masyarakat terlebih tanggung jawab kepada Tuhan - walaupun untuk hal ini sering dinafikan oleh mereka yang tidak menganggap penting arti agama dalam kehidupan. 

Akhir-akhir ini pemahaman bahwa kebebasan itu tidak tak terbatas dan mempunyai tanggung jawab seolah dipinggirkan dengan gencarnya isu-isu kebebasan yang tidak disampaikan secara utuh, contohnya bagaimana media membentuk definisi tentang kebebasan itu sendiri. Kita lihat bagaimana iklan sebuah provider telekomunikasi yang mengirimkan pesan bahwa kebebasan yang seharusnya tak dibatasi aturan bahkan dalam berpakaian dalam hal ini "rok mini" atau tentang jam pulang malam. Ada juga iklan dari merk rokok terkenal dengan tag line "go ahead" yang menggambarkan bahwa apapun yang terjadi tak usah peduli dengan orang lain selama kita enjoy dan fun. Apalagi iklan ini cukup masiv dengan penggambaran yang yang beragam. Tentu dari sudut pandang pemasaran sah-sah saja sebuah brand akan beriklan apa saja asal produknya laku, tetapi kita lihat secara jernih bahwa penggambaran kebebasan yang tak terbatas itu sungguh menyesatkan dan utopia, seolah setiap manusia adalah raja dan berhak melakukan apa yang dia mau tanpa perlu memikirkan konsekuensi sosial dari apa yang dilakukannya. Realitanya, bahkan dihutan sekalipun tidak ada kebebasan yang tak terbatas karena disana ada hukum rimba dimana yang terkuatlah yang akan berkuasa. Kita tak bisa melakukan apa saja yang kita mau di hutan misal berjalan tanpa senjata atau alat perlindungan diri, karena yang terjadi kita akan menjadi sasaran empuk binatang buas. Sesorang yang mengaku libertarian sejati atau pemuja kebebasan yang merasa bebas melakukan apa saja, apakah akan diam begitu hak nya dilanggar atau seseorang merugikannya walaupun itu atas nama kebebasan?jadi masih percaya bahwa kebebasan itu tak terbatas? think again :)

Jumat, 17 Mei 2013

Retorika kebebasan di kontes kecantikan Miss World

Retorika secara dalam ilmu komunikasi bisa diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki pembicara untuk mempengaruhi khalayak atau pendengar. Secara gari besar ada tiga tujuan utama komunikasi yaitu memberikan informasi, menghibur dan membujuk atau persuasi. Di tujuan yang terakhir inilah retorika berperan penting yakni untuk mempengaruhi, membujuk dan akhirnya merubah pola pikir khalayak persis seperti yang diinginkan oleh pembicara (tak hanya pembicara tapi secara luas media adalah pembicara dengan khalayak yang besar). Lalu apa hubungan antara retorika dalam hal ini jargon kebebasan dengan isu-isu yang akhir-akhir ini marak seperti kontes Miss World?

Kontes kecantikan apapun itu namanya mulai dari tingkat dunia seperti Miss Word, Miss Universe ataupun tingkat negara seperti Putri Indonesia seolah-olah menjadi ajang kontes yang biasa dan wajar. Padahal jika kita telisik lebih lanjut kontes semacam ini memiliki banyak agenda dan kepentingan, mulai dari penjualan produk-poduk kecantikan atau apapun yang berperan menambah kecantikan (ini agenda utama kapitalisme dimana keuntungan bisnis dinomor satukan) dan juga merubah pola pikir dan brainwashing terhadap masyarakat tentang arti kecantikan yang pada ujungnya adalah kerusakan moral bangsa.

Berawal dari sebuah pertanyaan, salahkah penyelenggaran kontes kecantikan semacam Miss World ini?dari sudut pandang Islam tak ada lagi pertentangan, bahwa kontes semacam ini terlarang karena  menjadi ajang kompetisi membuka aurat dan penyebaran paham-paham kecantikan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tapi disini kita coba melihat dari sudut pandang lain karena bagi sebagian orang hal ini tidak salah karena merupakan ajang kompetisi para perempuan, toh tidak hanya kecantikan yang diukur tetapi juga kecerdasan,kemampuan sosial dan cara berkomunikasi.Tetapi jika ditelisik sesungguhnya kontes semacam ini merupakan propaganda yang nyata untuk mengukung dan membatasi makna kecantikan, sesuatu yang berbeda dengan jargon-jargon kebebasan mereka para pendukung kontes ini seperti kaum liberal, para feminis, dan terlebih mereka yang berkepentingan secara ekonomi meraup untung besar dalam penyelenggaraan kontes semacam ini.

Kecantikan seperti juga kebahagiaan dan kesuksesan pada mulanya adalah ruang privat dimana setiap individu mempunyai gagasan dan defini tentang kecantikan yang berbeda. Cantik menurut satu orang bisa jadi berbeda menurut orang lain. Tapi lihatlah bagimana media dengan kapitalisme dibelakangnya, merubah hal ini. Hal-hal yang semula privat dirubah menjadi ruang publik dimana kecantikan itu memiliki syarat-syarat tertentu, misalnya untuk menjadi cantik harus memiliki kulit yang putih, bebas jerawat, harus bermake up dan sebagainya. Iklan-iklan yang masiv tentang kecantikan dengan segala produk pendukungnya tentu membuat berbagai produk itu laris manis dan bahkan sudah menjadi kebutuhan premier para perempuan. Untuk tampil cantik kita harus memakai produk A, meminum produk B atau harus berpakaian seperti model C. Kita tidak bisa cantik ala sendiri karena cantik itu sudah memiliki definisi sendiri yang diciptakan oleh media.

Perubahan definisi cantik ini yang semula privat menjadi didominasi hal-hal yang sifatnya fisik selain menjadi ajang penjualan produk kapitalisme, disisi lain mengurangi esensi penting yang sesungguhnya dari kecantikan itu sendiri. Saat kecantikan fisik diutamakan bahkan dilombakan, kecantikan batin yang nampak dari kepribadian yang menarik dan akhlak yang mulia tidak lagi menjadi tolak ukur kecantikan yang sesungguhnya. Padahal disinilah letak tugas dan keunggulan utama manusia. Jadi jika kontes-kontes kecantikan semacam ini menjadi simbol dari kebebasan para perempuan utamanya, patut ditanyakan kebebasan apakah yang ditawarkan? saat para perempuan berkompetisi dengan kriteria yang sudah dibuat sedemikian ketat, utamanya menyangkut fisik, dan para perempuan ini harus  tunduk dan taat pada keputusan juri yang mungkin sebagian besar adalah lelaki. Disaat untuk menentukan kecantikan sendiri kita harus tunduk pada kriteria orang lain, apakah itu disebut kebebasan? 

Rabu, 15 Mei 2013

Rubahlah niatmu

Hiruk-pikuk kehidupan modern terlebih di kota besar seperti Jakarta membawa banyak dampak mulai dari gaya hidup yang berubah, tingkat persaingan pekerjaan yang tinggi dan tentu kepadatan jumlah penduduk yang berimbas pada kemacetan di jalan-jalan. Berhitung soal macet, jika sehari saja misal 2  jam dijalan maka dalam sebulan bisa menghabiskan 50 jam dijalan, belum dengan antri-antri yang lain misal antri di SPBU, antri membeli makanan dan lain-lain. Semua hal tersebut sering dirasakan sebagai hal yang membosankan dan menjengkelkan, tak jarang hal-hal semacam ini sudah biasa  jadi keluhan di soc-med seperti facebook atau twitter. Tapi apakah semua aktifitas yang umum dialami penduduk Jakarta seperti macet ini adalah hal yang sia-sia?bagaimana seorang muslim menyikapi hal ini?

Innamal a'malu binniat, sungguh semua amal berawal dari niat. Pernyataan ini sesungguhnya sangat menguntungkan bagi seorang muslim karena dengan niat yang benar dalam semua aktifitasnya tidak ada yang tersia dihadapan Allah. Jangan sepelekan soal niat, amalan yang dzahirnya baik tetapi tidak diniatkan dengan benar yakni karena Allah maka disisi Allah akan tersia. Seseorang yang bekerja hanya untuk mencari uang saja misalnya maka tentu ia hanya akan mendapatkan uang, tapi seseorang yang bekerja untuk ibadah karena Allah mendapat banyak hal, mulai dari mendapat pahala disebabkan usahanya menjemput rezeki terlebih jika untuk menafkahi keluarganya bahkan disebutkan dalam satu hadist bahwa ada beberapa dosa yang hanya bisa terhapus dengan sebab bekerja. Begitu juga dalam aktifitas yang lain, apapun itu mulai dari sekolah,berwisata bahkan tidur sekalipun jika diniatkan dengan benar maka akan menjadi amalan baik disisi Allah. Jika diibaratkan hidup seorang muslim dari bangun tidur sampai tidur lagi bisa bernilai ibadah.

Dengan meyakini hal ini, sungguh tiada waktu yang tersia bagi seorang muslim. Ia akan menjalani waktu-waktunya dengan gembira karena tahu bahwa hal-hal yang dikerjakannya dinilai sebagai amalan  baik disisi Allah. Menempuh kemacetan dalam bekerja, antri di SPBU, taat lalu lintas dan semua aktifitas yang mungkin dikeluhkan banyak orang,bagi seorang muslim hal tersebut dijalani penuh dengan syukur dan juga sabar. Jadi tunggu apa lagi, rubahlah niat mulai dari sekarang. Yakinlah akan janji Allah, jangan sia-siakan waktu yang berlalu karena sungguh betapa hebatnya  hidup seorang muslim itu.

Selasa, 14 Mei 2013

Jangan bangga dengan amalan diri

Seorang muslim seyogyanya yakin akan begitu luasnya rahmat Allah. Kita tahu bahwa banyak macam-macam ibadah yang memiliki keutamaan masing-masing baik itu ibadah wajib ataupun sunnah. Misalnya sholat dari yang wajib sampai sholat-sholat sunnah,seperti dhuha,tahajud dan sebagainya. Begitu juga dalam kebaikan yang tak terhitung jumlahnya, bahkan hal-hal kecil pun dinilai sebagai kebaikan seperti menyingkirkan duri dari jalan sampai senyum ke saudara sendiripun adalah ibadah.

Kemudahan untuk taat adalah rezeki dari Allah karena itu tidak sepatutnya seorang muslim menyombongkan diri atas kebaikan-kebaikan yang dia lakukan dan mengganggap remeh kebaikan orang lain. Bisa jadi orang yang kita anggap kecil kebaikannya memiliki kebaikan-kebaikan yang tersembunyi yang ternyata besar nilainya dimata Allah. Jika kita memelihara jenggot dengan niat menghidupkan sunnah misalnya tentu sebaiknya jangan mengganggap remeh atau lebih baik dari saudara kita yang mencukurnya karena bisa jadi dia melakukan itu karena taat dan menjaga hati orangtuanya dan itupun salah satu kebaikan. Atau jika kita benyak bersedekah jangan pula merasa lebih baik dari orang yang mungkin secara kasat mata jarang bersedekah,bisa jadi dia orang yang menjaga lisannya dari bergunjing dan berghibah. Bahkan mungkin orang-orang yang mungkin secara dzahir sekarang banyak berbuat maksiat, bisa jadi diakhir hidupnya dia diberi hidayah oleh Allah untuk bertaubat dan berubah. Sementara kita yang mungkin sekarang merasa dalam ketaatan adakah jaminan untuk mati khusnul khatimah?

Akhirnya berusaha selalu melihat akan kebaikan-kebaikan orang lain menyelamatkan kita dari rasa berbangga akan amalan diri, dan tiada jaminan apakah amalan yang kita lakukan itu diterima ataukah akan ditolak Allah karena riya' atau ujub yang menyertai amalan tersebut. Na'udzubillah, semoga kita terlindungi dari rasa berbangga akan amalan diri dan juga mengganggap rendah orang lain, insya Allah.

Jumat, 25 Juni 2010

Perbedaan yang menyatukan

Ada cerita di satu hari disaat saya sedang berkunjung tempat teman baru. Beliau jauh lebih tua dibanding saya,mempunyai usaha yang sukses dan keluarga dengan 3 anak yang lucu. Dari obrolan ngalor ngidul akhirnya beliau bercerita tentang asam garam kehidupan berumah tangga.Beliau bercerita tentang hikmah adanya perbedaan dalam kehidupan suami istri.Mungkin selama ini dalam hubungan-hubungan apapun kita selalu mencari persamaan-persamaan dan sering menghindari yang namanya perbedaan. Dalam hubungan persahabatan persamaan-persamaan ini memang menjadi ikatan untuk memperkuat kebersamaan,membuat nyaman karena tidak ada atau sedikit perbedaan yang ada. Begitupun juga dalam mencari pasangan,persamaan sifat dan bahkan hobi selalu manjadi acuan. Tetapi untuk membangun sebuah hubungan jangka panjang yang bisa saling mengisi justru yang kita butuhkan adalah perbedaan.Banyak pasangan yang memiliki persamaan yang pada awalnya enjoy dengan kehidupan mereka akan mengalami titik jenuh.
Hal yang sama juga diceritakan oleh kenalan saya itu. Dulu sewaktu kuliah dan pacaran dengan orang yang memiliki kesamaan yaitu sama-sama senang jalan-jalan,sama-sama hobi nonton film, mereka menjalin hubungan sampai 4 tahun. Semua terasa menyenangkan karena mereka bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama,seminggu paling sedikit ke bioskop 2-3 kali. Tapi akhirnya titik jenuh itu datang.Hubungan itu tidak berlanjut ke pernikahan. Dan sekarang beliau menikah dengan wanita yang banyak sekali berbeda sifatnya. Seorang teman lama, melalui penjajagan yang hanya 3 bulan akhirnya mantap ke pelaminan.Banyak perbedaaan sifat yang akhirnya menghiasi kehidupan berumah tangga beliau. Istrinya yang mempunyai daya ingat yang kuat sementara dia pelupa, istrinya yang tidak suka nonton film sementara dia suka nonton film, istrinya yang rajin sementara dia bukan seorang yang rajin seperti kebanyakan pria. Tapi bukankah ini yang dinamakan saling mengisi?memang hal ini bukan terus berarti kita harus mencari orang yang berbeda dengan kita untuk menjadi pasangan kita.
Persamaan dalam hal-hal yang mendasar seperti keyakinan tentulah sangat penting. Tetapi mengenai sifat dan kepribadian seringkali perbedaan yang ada itu bisa menjadi rahmat. Tentu semua harus dibarengi dengan keinginan untuk saling memahami dan berkorban.Bahwa hubungan jauh lebih penting dari situasional. Ekspektasi dengan pasangan kadang juga membuat kita lupa menilai diri.Jika kita menginginkan sesutau yang mulia ada pada pasangan kita sudahkah kita memiliki itu?bahkan bisa jadi kekurangan yang ada pada pasangan adlah jalan dari Tuhan untuk membuat kita jauh lebih baik lagi.Kita menginginkan pasangan yang sabar, tetapi jika kita mendapati yang sebaliknya bisa jadi itu salah satu cara untuk kita berlatih sabar.Tidak ada manusia yang sempurna,begitu juga tidak ada manusia yang lahir hanya dengan membawa keburukan-keburukan. Setiap orang memiliki potensi untuk menjadi malaikat,dan jika kita menjadi salah satu penyebab mereka mendapatkan kemulian itu bukankah kita berarti menjadi rahmat buat mereka?sungguh sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling banyak bermanfaat buat orang lain.

Jumat, 12 Februari 2010

London,6 Februari

Teruntuk Ais,istriku tercinta..

Sayang,gimana kabarmu?baru 2 minggu kita tidak bertemu tapi rasanya waktu seperti berhenti disini.Masih ada ratusan hari yang harus aku jalani disini tanpamu sayang,aku harus menyelesaikan study ku,mengejar semua mimpi dan citaku.Sungguh sayang,semua yang aku lakukan ini untuk kita,untuk masa depan kita.Bukan semata-mata keegoanku mengejar gelar semata,tidak sayang.Memang terkadang kesempatan datang disaat yang tidak tepat.Disaat kita belum lagi menikmati kehidupan baru yang indah,beasiswa ini sulit aku tolak.Ini kesempatan besar untuk karirku.Kesuksesanku adalah untuk keluargaku juga.Mungkin sayang berpikir aku mendahulukan karir daripada keluarga.Tidak sayang,semua yang aku lakukan adalah demi kita.Kebanggan dan kebahagian seorang laki-laki adalah disaat dia bisa memebrikan yang terbaik dan membahagiakan keluarganya.itulah yang sedang aku lakukan sayang.
Ais sayang,ingatkah dirimu saat pertama kita bertemu?Di pojok ruangan di toko buku itu?saat kita tidak sengaja saling berpandangan,sungguh takjub aku melihatmu.matamu yang bening dan senyummu yang menawan seperti menghipnotis diriku.Saat aku balas senyummu,taukah kamu sayang jika jantung berdetak sangat kencang?entah kekuatan darimana yang membuatku berani untuk menyapamu dan mengajakmu berkenalan."Aisyah,panggil saja Ais",duh sungguh merdu suaramu.Kemudian kita bercakap tentang banyak hal,tentang buku-buku favorit kita,ah sunggut sangat menyenangkan malam itu.tak lupa aku minta no hp mu,berharap semoga pertemuan ini berlanjut dan tidak berhenti sampai disini.
Ais sayang,setelah malam itu tak sabar rasanya aku ingin bertemu kembali denganmu.Rasa yang aneh,rasa yang baru kali ini aku rasakan,sebuah keyakinan,keyakinan yang entah darimana datangnya.Apakah ini jawaban dari doa-doaku?ketika aku tertunduk dan memohon kepada Tuhan agar mengirimkan seoarng pendamping hidup,seorang yang dengan dia aku habiskan sisa hidupku,merajut asa dan mimpi,seorang yang akan menjadi ibu dari anak-anakku,seorang yang menjadi tempatku bersandar dan berbagi.Doa itu yang selalu aku panjatkan bertahun-tahun.Apakah engkau adalah jawaban atas doaku?Pertanyaan itu langsung muncul dibenakku mulai saat itu.
Pertemuan selanjutnya menjadi moment yang aku tunggu untuk semakin mengenal dirimu. Sifat periang dan tingkahmu yang lucu,seperti obat kepenatanku menjalani hidup.Juga ceritamu tentang banyak hal,dari hal yang kecil sampai soal serius seperti alunan musik yang merdu untukmu.Aku tak akan lupa betapa bening matamu menatapku khusyuk disaat aku bercerita tentang banyak hal dan juga tertawamu yang renyah dan manisnya senyum mu saatku coba melucu.Aku ingin disaat bersamamu waktu berhenti,karena aku tidak ingin berpisah denganmu.
Ais sayang,moment-moment itu semakin menguatkan aku bahwa engakulah bidadari yang Tuhan kirim untukku.Doa-doaku dimalam hari semakin meyakinkanku untuk memilihmu menjadi pendamping hidupku.mungkin ini aneh,kita baru 3 bulan berkenalan,tapi aku sperti seolah-olah telah mengenalmu sebelumnya,seperti deja vu.Sosok impian yang selama ini ada dibenakku ada dalam wujud nyata.
Ingatkah dirimu disaat aku melamarmu?Di sebuah rumah makan yang sederhana,disaat kita selesai makan malam berdua.Bergemuruh rasanya dadaku saat itu..
"Ais,ada yang ingin aku katakan padamu.Sesuatu yang tidak bisa aku pendam lagi.Mungkin ini aneh karena kita belum kenal terlalu lama,tapi aku tidak pernah seyakin saat ini.Ais,maukah kau menikah denganku?maukan kau jadi pendamping hidupku selamanya?"
Aku ingat terdiam dirimu saat itu,tak lama merah matamu dan akhirnya keluar air di sudut matamu yang bening itu.Duh Gusti,terasa kelu lidahku melihat itu,aku merasa sangat bersalah telah membuatmu menangis.Sungguh aku rela menyakiti diriku sendiri daripada menyakitimu.Sungguh aku akan tarik kata-kataku jika itu membuatmu terluka.
Hening,aku bahkan tidak tau harus berkata apa,sampai saat dirimu tersenyum dan berkata."iya aku mau,aku mau jadi istrimu,aku mau jadi pendampingmu selamanya,aku menangis karena bahagia,aku tidak bisa menahan air mata ini"Oh My Lord,saat itu aku yakin akulah orang paling bahagia didunia ini.Jangan menangis sayang,aku akan selalu mencintai dan bersama mu,Hanya Tuhan yang bisa memisahkan kita berdua.
Ais sayang,semua berjalan begitu sempurna.Sungguh betapa sykurku kupanjatkan pada-Nya.hingga saat kita diikat dengan tali suci pernikahan.Berjanji atas nama-Nya,dengan maskawin Kitab suci dan sepernagkat alat sholat,disaksikan keluarga dan sahabat .Dan alam semestapun bertasbih untuk kita.Tak akan kulupa saat dirimu duduk disampingku saat itu,dengan kerudung putih yang indah,oh para bidadari di surga pasti kehilangan penghuni terbaiknya karena dia ada disini bersamaku dan sekarang menjadi istriku.
Ais sayang,baru 6 bulan masa indah yang kita lalui dan sekarang aku dinegeri yang jauh.Aku inggat saat matamu merah menahan tangis ketika aku minta izin dirimu untuk menlanjutkan studi disini.Sungguh sangat terasa berat juga untukku pergi dari sisimu walau hanya untuk sementara.Tapi kemuliaan hatimu dan kebesaran jiwamu,menguatkan cinta kita.Ais sayang,engkau adalah istri yang hebat dan luar biasa,betapa aku bersyukur memilikimu.
Ais sayang,kemaren telah aku terima e-mailmu.Sontak ku bersujud begitu selesai membacanya.Iya aku akan jadi seorang Ayah,terpujilah nama-Mu Tuhan.Jaga lah kesahatan diri dan kandunganmu,ingat engkau tidak sendiri lagi disana.Akan ada calon baby kita yang akan menemani hari-harimu.Ais sayang lebaran tahun ini aku usahakan untuk bisa pulang ke Indonesia,sungguh terasa berat menjalani hari-hari tanpamu.Ku mohon doa darimu,dan aku juga tidak pernah lupa berdoa untukmu,untuk kita dan untuk calon anak kita.Peluk,cium dan cinta hanya untukmu seorang.

Suami yang mencintaimu