Jumat, 12 Februari 2010

London,6 Februari

Teruntuk Ais,istriku tercinta..

Sayang,gimana kabarmu?baru 2 minggu kita tidak bertemu tapi rasanya waktu seperti berhenti disini.Masih ada ratusan hari yang harus aku jalani disini tanpamu sayang,aku harus menyelesaikan study ku,mengejar semua mimpi dan citaku.Sungguh sayang,semua yang aku lakukan ini untuk kita,untuk masa depan kita.Bukan semata-mata keegoanku mengejar gelar semata,tidak sayang.Memang terkadang kesempatan datang disaat yang tidak tepat.Disaat kita belum lagi menikmati kehidupan baru yang indah,beasiswa ini sulit aku tolak.Ini kesempatan besar untuk karirku.Kesuksesanku adalah untuk keluargaku juga.Mungkin sayang berpikir aku mendahulukan karir daripada keluarga.Tidak sayang,semua yang aku lakukan adalah demi kita.Kebanggan dan kebahagian seorang laki-laki adalah disaat dia bisa memebrikan yang terbaik dan membahagiakan keluarganya.itulah yang sedang aku lakukan sayang.
Ais sayang,ingatkah dirimu saat pertama kita bertemu?Di pojok ruangan di toko buku itu?saat kita tidak sengaja saling berpandangan,sungguh takjub aku melihatmu.matamu yang bening dan senyummu yang menawan seperti menghipnotis diriku.Saat aku balas senyummu,taukah kamu sayang jika jantung berdetak sangat kencang?entah kekuatan darimana yang membuatku berani untuk menyapamu dan mengajakmu berkenalan."Aisyah,panggil saja Ais",duh sungguh merdu suaramu.Kemudian kita bercakap tentang banyak hal,tentang buku-buku favorit kita,ah sunggut sangat menyenangkan malam itu.tak lupa aku minta no hp mu,berharap semoga pertemuan ini berlanjut dan tidak berhenti sampai disini.
Ais sayang,setelah malam itu tak sabar rasanya aku ingin bertemu kembali denganmu.Rasa yang aneh,rasa yang baru kali ini aku rasakan,sebuah keyakinan,keyakinan yang entah darimana datangnya.Apakah ini jawaban dari doa-doaku?ketika aku tertunduk dan memohon kepada Tuhan agar mengirimkan seoarng pendamping hidup,seorang yang dengan dia aku habiskan sisa hidupku,merajut asa dan mimpi,seorang yang akan menjadi ibu dari anak-anakku,seorang yang menjadi tempatku bersandar dan berbagi.Doa itu yang selalu aku panjatkan bertahun-tahun.Apakah engkau adalah jawaban atas doaku?Pertanyaan itu langsung muncul dibenakku mulai saat itu.
Pertemuan selanjutnya menjadi moment yang aku tunggu untuk semakin mengenal dirimu. Sifat periang dan tingkahmu yang lucu,seperti obat kepenatanku menjalani hidup.Juga ceritamu tentang banyak hal,dari hal yang kecil sampai soal serius seperti alunan musik yang merdu untukmu.Aku tak akan lupa betapa bening matamu menatapku khusyuk disaat aku bercerita tentang banyak hal dan juga tertawamu yang renyah dan manisnya senyum mu saatku coba melucu.Aku ingin disaat bersamamu waktu berhenti,karena aku tidak ingin berpisah denganmu.
Ais sayang,moment-moment itu semakin menguatkan aku bahwa engakulah bidadari yang Tuhan kirim untukku.Doa-doaku dimalam hari semakin meyakinkanku untuk memilihmu menjadi pendamping hidupku.mungkin ini aneh,kita baru 3 bulan berkenalan,tapi aku sperti seolah-olah telah mengenalmu sebelumnya,seperti deja vu.Sosok impian yang selama ini ada dibenakku ada dalam wujud nyata.
Ingatkah dirimu disaat aku melamarmu?Di sebuah rumah makan yang sederhana,disaat kita selesai makan malam berdua.Bergemuruh rasanya dadaku saat itu..
"Ais,ada yang ingin aku katakan padamu.Sesuatu yang tidak bisa aku pendam lagi.Mungkin ini aneh karena kita belum kenal terlalu lama,tapi aku tidak pernah seyakin saat ini.Ais,maukah kau menikah denganku?maukan kau jadi pendamping hidupku selamanya?"
Aku ingat terdiam dirimu saat itu,tak lama merah matamu dan akhirnya keluar air di sudut matamu yang bening itu.Duh Gusti,terasa kelu lidahku melihat itu,aku merasa sangat bersalah telah membuatmu menangis.Sungguh aku rela menyakiti diriku sendiri daripada menyakitimu.Sungguh aku akan tarik kata-kataku jika itu membuatmu terluka.
Hening,aku bahkan tidak tau harus berkata apa,sampai saat dirimu tersenyum dan berkata."iya aku mau,aku mau jadi istrimu,aku mau jadi pendampingmu selamanya,aku menangis karena bahagia,aku tidak bisa menahan air mata ini"Oh My Lord,saat itu aku yakin akulah orang paling bahagia didunia ini.Jangan menangis sayang,aku akan selalu mencintai dan bersama mu,Hanya Tuhan yang bisa memisahkan kita berdua.
Ais sayang,semua berjalan begitu sempurna.Sungguh betapa sykurku kupanjatkan pada-Nya.hingga saat kita diikat dengan tali suci pernikahan.Berjanji atas nama-Nya,dengan maskawin Kitab suci dan sepernagkat alat sholat,disaksikan keluarga dan sahabat .Dan alam semestapun bertasbih untuk kita.Tak akan kulupa saat dirimu duduk disampingku saat itu,dengan kerudung putih yang indah,oh para bidadari di surga pasti kehilangan penghuni terbaiknya karena dia ada disini bersamaku dan sekarang menjadi istriku.
Ais sayang,baru 6 bulan masa indah yang kita lalui dan sekarang aku dinegeri yang jauh.Aku inggat saat matamu merah menahan tangis ketika aku minta izin dirimu untuk menlanjutkan studi disini.Sungguh sangat terasa berat juga untukku pergi dari sisimu walau hanya untuk sementara.Tapi kemuliaan hatimu dan kebesaran jiwamu,menguatkan cinta kita.Ais sayang,engkau adalah istri yang hebat dan luar biasa,betapa aku bersyukur memilikimu.
Ais sayang,kemaren telah aku terima e-mailmu.Sontak ku bersujud begitu selesai membacanya.Iya aku akan jadi seorang Ayah,terpujilah nama-Mu Tuhan.Jaga lah kesahatan diri dan kandunganmu,ingat engkau tidak sendiri lagi disana.Akan ada calon baby kita yang akan menemani hari-harimu.Ais sayang lebaran tahun ini aku usahakan untuk bisa pulang ke Indonesia,sungguh terasa berat menjalani hari-hari tanpamu.Ku mohon doa darimu,dan aku juga tidak pernah lupa berdoa untukmu,untuk kita dan untuk calon anak kita.Peluk,cium dan cinta hanya untukmu seorang.

Suami yang mencintaimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar