Dari buku Quantum writing karangan Harnowo, ada beberapa hal yang sangat berkesan menurut saya. Salah satunya adalah bagaimana menulis itu bisa menjadi obat dan bahkan membuat si penulis menjadi sehat dan menambah kekebalan tubuh. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr.Pennebaker, seorang psikolog dari Amerika. Manfaat menulis menurut Dr. Pennebaker adalah :
1. Menulis menjernihkan pikiran.
Disaat kita mengalami banyak masalah dan beban yang kita rasa berat, menulis merupakan salah satu cara untuk mengurai masalah itu sehingga kita bisa dengan jernih melihat masalah itu. Berpikir keras tentang masalah itu dan mengeluh ternyata tidak cukup meringankan beban kita. Saya sendiri sangat merasakan manfaat dari menulis ini. Dulu sewaktu SMA saya kost sendiri dan jauh dari teman-teman, sering saya merasa sedih dan kesepian terlebih dimalam hari. Untuk menghabiskan waktu penulis mencoba untuk menulis puisi atau syair setiap malam, ternyata hal itu sangat membantu penulis untuk bisa melewati hari-hari hampir selama satu tahun. Walaupun tulisan saya tidak pernah saya publikasikan sampai sekarang tetapi setidaknya menulis telah membuat saya jauh lebih jernih dan tegar ketika menghadapi situasi yang tidak mengenakkan. Dengan menulis maslah-masalah yang kita hadapi setidaknya kita bisa dengan jelas menganalisa apa sebenarnya masalah yang kita hadapai itu dan mencoba membuat solusinya. Apakah itu benar-benar masalah atau hanya permainan pikiran kita saja.
2. Menulis mengatasi trauma.
Menurut Dr. Pennebaker mereka yang menuliskan trauma bahkan bila itu trauma terburuk sekalipun ternyata akan lebih mudah melupakan atau setidaknya mengatasi maslah trauma tersebut. Memang dalam jangka pendek setelah kita menulis hal-hal yang menjadi trauma kita hal itu akan membuat kita teringat dengan trauma kita dan membuat kita jatuh ke dalam kesedihan atau trauma yang lebih dalam. Mungkin alasan inilah yang banyak membuat orang malas atau enggan menuliskan tentang trauma, mereka hanya mencoba melupakan dengan beralih kepada hal-hal lain. Hal ini seperti lari dari masalah dan tidak menyelesaikan trauma itu. Menurut penelitian itu, kesedihan paska penulisan trauma itu hanya berlangsung beberapa hari saja. Dalam jangka panjang mereka yang telah menulis pengalaman traumatisnya ternyata jauh lebih tegar dan mengelola trauma mereka.
3. Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi.
Hal ini jelas sekali. Seperti kata Sayidina Ali "ikatlah ilmu dengan menuliskannya". Mereka yang belajar hanya dengan membaca saja tentu jauh berbeda dengan mereka yang belajar dengan membaca kemudian menuliskannya. Bahkan menurut penelitian dalam pelajaran matematika, para siswa yang menulis rumus dan mencoba mengerjakannya jauh lebih bisa mengingat daripada mereka yang hanya mencoba menghafal.
4. Menulis membantu memecahkan masalah.
Dengan menuliskan masalah kita, kita akan dengan mudah membuat list dan daftar masalah kita. Kita bisa memilahkan mana maslah yang paling urgent dan penting sampai masalah remeh temeh yang tidak terlalu penting. Dari situ kita bisa membuat yang solusi dan tepat untuk menyelesaikan maslah itu. Penyelesaian masalah dengan menulis merupakan salah satu cara yang efektif yang saya sendiri merasakan manfaatnya.
5. Menulis-bebas membantu kita ketika kita terpaksa harus menulis.
Contoh yang saya alami sendiri adalah ketika harus membuat skripsi sebagai syarat kelulusan. Karena saya dulu tidak terlalu aktif menulis maka menulis skripsi yang tebalnya bisa sampai puluhan atau ratusan halaman bisa menjadi sangat berat. Saya juga perhatikan dimana-mana sampai sekarang ini penulisan skripsi masih menjadi momok buat mahasiswa. Hal ini bisa dikarenakan sistem pendidikan kita yang kurang menumbuhkembangkan menulis sebagai salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa. Menulis masih dianggap sebagi beban yang berat buat para siswa dan dilakukan ketika ada tugas saja. Hal inilah yang harus dirubah, mencintai membaca dan menulis harus ditumbuhkembangkan sejak usia dini. Insya Allah dengan begitu generasi berilmu yang pandai membaca dan menulis benar-benar bisa terwujud di negeri yang kita cintai ini.
Disaat kita mengalami banyak masalah dan beban yang kita rasa berat, menulis merupakan salah satu cara untuk mengurai masalah itu sehingga kita bisa dengan jernih melihat masalah itu. Berpikir keras tentang masalah itu dan mengeluh ternyata tidak cukup meringankan beban kita. Saya sendiri sangat merasakan manfaat dari menulis ini. Dulu sewaktu SMA saya kost sendiri dan jauh dari teman-teman, sering saya merasa sedih dan kesepian terlebih dimalam hari. Untuk menghabiskan waktu penulis mencoba untuk menulis puisi atau syair setiap malam, ternyata hal itu sangat membantu penulis untuk bisa melewati hari-hari hampir selama satu tahun. Walaupun tulisan saya tidak pernah saya publikasikan sampai sekarang tetapi setidaknya menulis telah membuat saya jauh lebih jernih dan tegar ketika menghadapi situasi yang tidak mengenakkan. Dengan menulis maslah-masalah yang kita hadapi setidaknya kita bisa dengan jelas menganalisa apa sebenarnya masalah yang kita hadapai itu dan mencoba membuat solusinya. Apakah itu benar-benar masalah atau hanya permainan pikiran kita saja.
2. Menulis mengatasi trauma.
Menurut Dr. Pennebaker mereka yang menuliskan trauma bahkan bila itu trauma terburuk sekalipun ternyata akan lebih mudah melupakan atau setidaknya mengatasi maslah trauma tersebut. Memang dalam jangka pendek setelah kita menulis hal-hal yang menjadi trauma kita hal itu akan membuat kita teringat dengan trauma kita dan membuat kita jatuh ke dalam kesedihan atau trauma yang lebih dalam. Mungkin alasan inilah yang banyak membuat orang malas atau enggan menuliskan tentang trauma, mereka hanya mencoba melupakan dengan beralih kepada hal-hal lain. Hal ini seperti lari dari masalah dan tidak menyelesaikan trauma itu. Menurut penelitian itu, kesedihan paska penulisan trauma itu hanya berlangsung beberapa hari saja. Dalam jangka panjang mereka yang telah menulis pengalaman traumatisnya ternyata jauh lebih tegar dan mengelola trauma mereka.
3. Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi.
Hal ini jelas sekali. Seperti kata Sayidina Ali "ikatlah ilmu dengan menuliskannya". Mereka yang belajar hanya dengan membaca saja tentu jauh berbeda dengan mereka yang belajar dengan membaca kemudian menuliskannya. Bahkan menurut penelitian dalam pelajaran matematika, para siswa yang menulis rumus dan mencoba mengerjakannya jauh lebih bisa mengingat daripada mereka yang hanya mencoba menghafal.
4. Menulis membantu memecahkan masalah.
Dengan menuliskan masalah kita, kita akan dengan mudah membuat list dan daftar masalah kita. Kita bisa memilahkan mana maslah yang paling urgent dan penting sampai masalah remeh temeh yang tidak terlalu penting. Dari situ kita bisa membuat yang solusi dan tepat untuk menyelesaikan maslah itu. Penyelesaian masalah dengan menulis merupakan salah satu cara yang efektif yang saya sendiri merasakan manfaatnya.
5. Menulis-bebas membantu kita ketika kita terpaksa harus menulis.
Contoh yang saya alami sendiri adalah ketika harus membuat skripsi sebagai syarat kelulusan. Karena saya dulu tidak terlalu aktif menulis maka menulis skripsi yang tebalnya bisa sampai puluhan atau ratusan halaman bisa menjadi sangat berat. Saya juga perhatikan dimana-mana sampai sekarang ini penulisan skripsi masih menjadi momok buat mahasiswa. Hal ini bisa dikarenakan sistem pendidikan kita yang kurang menumbuhkembangkan menulis sebagai salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa. Menulis masih dianggap sebagi beban yang berat buat para siswa dan dilakukan ketika ada tugas saja. Hal inilah yang harus dirubah, mencintai membaca dan menulis harus ditumbuhkembangkan sejak usia dini. Insya Allah dengan begitu generasi berilmu yang pandai membaca dan menulis benar-benar bisa terwujud di negeri yang kita cintai ini.