Minggu, 24 Januari 2010

Di manakah Cinta Sejati?

Cinta?bicara soal cinta memang tak ada habisnya. Karena itu sebuah rasa tentu setiap orang berhak mempunyai penggambaran sendiri tentang apa itu cinta. Sudah tak terhitung banyaknya tulisan para pujangga, kisah sinetron atau drama, puisi dan lagu yang mencoba menggambarkan tentang cinta sehingga cinta ini terlalu kompleks untuk dibuat satu definisi utuh yang disepakati semua orang. Cukuplah kita rasakan tanpa terlalu banyak bertanya.
Cukupkah cinta saja? kenapa semua orang mencari cinta sejati? apa dan dimana cinta sejati itu berada? saya sendiri tidak tahu jawabannya, atau mungkin seperti istilah "love will find the way"?
Apakah cinta sejati itu seperti penggambaran sepasang kekasih yang dimabuk asmara, yang saling mencintai, dan terikat dalam komitmen yang disebut pacaran? tapi kenapa cinta ini terkadang melukai, menyakiti dan terkadang membutakan mata hati kita sehingga kita tidak tahu lagi mana yang benar apa yang salah. Sudah sering kita jumpai mereka yang patah hati, merana dan terluka akibat cinta,mengapa komitmen cinta dalam pacaran itu rapuh?
Ketika cinta menjadi raja dan dibebaskan semaunya maka cinta itu akan menjadi senjata yang sangat berbahaya. Cinta perlu diikat dalam perjanjian yang agung, tunduk dalam ayat-ayat ke-maha-anNya,bersinergi diiringi dengan penyerahan total jiwa dan raga. Ikatan suci inilah yang akan mengatur dan menjaga ego dan nafsu dalam kadar yang sewajarnya. Karena ketika ego dan nafsu dibiarkan meraja ia akan merusak tatanan komitmen dan menciderai cinta itu sendiri. Berangkat dari sinilah kesejatian cinta akan dapat kita temukan, berawal dari penyerahan dan ketundukan kita akan aturan-Nya. Seperti sebuah perjalanan yang berangkat dari tempat yang sama, berjalan di jalan yang sama dan menuju arah yang sama. Onak duri dalam perjalanan akan selalu ada, tetapi kebersamaan dalam cinta itulah yang akan menguatkan hingga mencapai keparipurnaan. Ketundukan akan aturan dari-Nya akan membuat langkah-langkah kita lebih terarah, bisa meredam ego dan nafsu.
Kita perlu pacaran untuk mencari pasangan yang cocok? benarkah harus selalu seperti itu?
Ketidakyakinan kita terhadap janji-Nya bahwa orang yang baik akan mendapat jodoh yang baik dan begitu juga sebaliknya membuat kita lebih percaya akan usaha dan pencarian kita sendiri. Kita selalu menginginkan jodoh yang terbaik, tapi sudahkah kita lakukan yang terbaik untuk diri kita sehingga kita pantas mendapatkan orang terbaik untuk mendampingi kita? Kita lebih suka mengeluh kenapa begini, kenapa begitu sedangkan kita belum melakukan apa yang seharusnya kita lakukan untuk itu. Kita percaya bahwa ada "banyak jalan menuju roma" tetapi kadang kita tidak percaya bahwa Tuhan mempunyai skenario yang jauh lebih banyak dari jalan menuju roma. Jika kita menginginkan kesejatian cinta, lakukanlah apa yang seharusnya dilakukan untuk memperoleh kesejatian itu.
Tetapi sekali lagi kita mempunyai hak untuk memilih apapun didunia ini. Saya bertanggung-jawab atas apa yang saya pilih begitu juga sebaliknya ada tidak bertanggung-jawab atas apapun pilihan saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar